PENGGUNAAN INDEKS HAYATI UNTUK MENGEVALUASI
KUALITAS SUATU PERAIRAN DI PULAU UNGGE SIBOLGA
EVA CHRISTINA SIMAMORA
100302058/ MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
LABORATORIUM PLANKTONOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
PENGGUNAAN INDEKS HAYATI UNTUK MENGEVALUASI KUALITAS SUATU PERAIRAN DI PULAU UNGGE SIBOLGA
LAPORAN
Oleh :
EVA CHRISTINA SIMAMORA
100302058/ MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
Laporan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mengikuti Praktikal test
di Laboratorium Planktonologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
LABORATORIUM PLANKTONOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,Namun dewasa ini penyediaan air menjadi permasalahan yang perlu mendapat perhatian khusus, sebab untuk mendapatkan air dengan kualitas dan kuantitas yang baik sesuai dengan kebutuhan dirasa mulai susah, hal ini terjadi karena penurunan kualitas air sebagai akibat banyaknya bahan pencemar yang tercampur dalam air ( Wijaya, 2009. http://www.fitoplanktonperifiton.com).
Di alam terdapat berbagai komponen hayati dan non hayati yang saling mempengaruhi dan saling tidak tepisahkan satu sama lain.Komponen Komponen tersebut membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem. Dalam sistem ekologi, suatu organisma tidak daat berdiri sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu organisma tidak dapat berdiri sendiri (Wardana, 2006. http://www.staffui.ac.id ).
Di ekosistem perairan terdapat berbagai jenis biota akuatik .Mereka selalu hidup berkelompok membentuk komunitas yang saling berhubungan secara kompleks dan memiliki respon yang berbeda terhadap lingkungan.Komunitas biota akuatik merupakan salah satu komponen ekosistem perairan yang secara keseluruhan dapat terpengaruh oleh perubahan lingkungan melalui jaring jarng makanan (Wardana, 2006. http://www.staffui.ac.id).
Baik buruknya suatu perairan sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan di sekitarnya. Sering kali suatu kegiatan yang ada dapat menurunkan kualitas lingkungan yang ada di sekitarnya yang pada akhirnya akan menggangu kehidupan biota akuatik (Wardana, 2010. http://www.staffui.ac.id).
Banyak metoda yang digunakan untuk memantau kualitas perairan. Makalah ini mencoba membahas beberapa metode pengambilan sampel biota akuatik dengan menggunakan indeks keanekaragaman dalam rangka pemantauan kualitas perairan di Pulau Unggeh Sibolga. Hasil dari kegiartan ini akan sangat di perlukan sebagai informasi awal suatu lingkungan sebaga acuan dalam memprediksi dan mengevaluasi dampak suatu kegiatan terhadap perubahan kualitas perairan khususnya di Puau Unggeh Siboga.
Tujuan Praktikum
Tujuan dari Praktikum ini adalah untuk mengevaluasi kualitas perairan Di Pulau Unggeh Sibolga dengan penggunaan indeks keanejaragaman Hayati.
Kegunaan Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Praktikal test di Laboratorium Planktonologi, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan infaormas yang terdapat dalam laporan ini.
TINJAUAN PUSTAKA
Plankton
Organisme perairan pada tingkat pertama berfungsi ebagai produsen / penyedia energi disebut sebagai plankton. Defenisi umum menyatakan bahwa yang dimaksud dengan plankton adalah suatu golongan jasad hidup akuatik berukuran mikroskopik , biasanya berenang ataupun tersuspensi dalam air, tidak bergerak atau hanya bergerak atau hanya bergerak sedikit untuk melawan atau mengikuti arus (Wibisono, 2005).
Menurut Cairns dan dickson(1971) biota akuatik dapat digunakan sebagai tolak ukur kualitas perairan atas dasar nilai kualitas hayati dan keanekaragaman hayati hendaknya memiliki ciri ciri sebakgai berikut (1) harus memiliki kepekaan terhadap lingkungan perairan dan responnya cepat (2) memiliki daur hidup yang kompleks sepanjang tahun atau lebih dn apabila kondisi lingkungan melebihi batas toleransinya biota tersebut akan mati (3) hidup sesil (bentik) dan (4) tidak mudah atau cepat bermigrasi (Wardana, 2006. http://www.staffui.ac.id).
Fitoplankton temasuk dalam golongan organisme autotrop. Energi yang dihasilkan tersebut pada dasarnya berasal dari hasil fotosintesis dari gas CO2 terlarut dengan H20 dan zat nutrient yang mendapat sinar matahari sehingga menghasilkan bahan organik yang siap pakai.Bahan organik yang dihasilkan tersebut bisa dalam berbagai bentuk tergabtung filum/kelas algae yang bersangkutan, antara lain:tepung amilylopectin,paramilon (Wibisono, 2005).
Produsen besar seperti rumput laut dan lamun sebagian besar absen dari epipelagis karena mereka tidak memiliki tempat untuk melampirkan. Floating rumput laut yang imortant di a. beberapa tempat-tempat seperti laut sagasso. tetapi di sebagian besar epipelagis hanya produsen utama adalah rantai bersel tunggal atau sederhana sel. Ini rganosms kecil membuat u fitoplankton yang terjadi hampir di mana-mana di epipelagis sering dalam jumlah besar Fitoplankton melakukan lebih dari 95% dari photosynthesics di ocaean tersebut. produksi primer Jumlah ini nerly setengah prduces dunia dan hampir setengah dari oksigen di atmosfer kita (Castro,1998).
Organisme ototrof pada sistem ekosistem perairan terdiri dari berbagai macam kumpulan alga dan tanaman air (Whitton 1975 in Whitton 1975). Menurut Thornton et al. (1990), produsen primer di sungai, danau, dan waduk terdiri dari fitoplankton, bakteri, alga bentik (perifiton), dan makrofita. Pada kondisi perairan berarus, perifiton lebih berperan sebagai produsen primer. Namun pada sungai yang dalam dan besar fitoplankton cenderung lebih berperan dan lebih dominan (Welch 1980). Meningkatnya ukuran sungai serta menurunnya kemiringan dan kecepatan arus umumnya akan meningkatkan produksi fitoplankton (Whitton 1975 in Whitton 1975) ( Wijaya, 2009. http://www.fitoplanktonperifiton.com).
Phytoplankton yang berfungsi sebagai produsen awal ini merupakan umpan (prey) bagi organisme pada tingkat trofik kedua, yakni zooplankton (planton hewani) , sehingga keduukan zooplankton bisa disebat sebagai konsumer pertama atau produsen kedua. Zooplankton di alam cukup banyak jenisnya baik yang bersifat holoplankton ( benar benar sebagai plankton sepanjang hidupnya) maupun termasuk meroplankton (sebagian dari siklus hidupnya termasuk golongan plankton). Yang termasuk golongan meroplankton misalnya larva larva ikan, larva crustacea dan larva molusca (Wibisono, 2005) .
Penggunaan Phyitoplankton sebagai indikator kualitas lingkungan perairan dapat dipakai dengan mengetahui keseragaman jenisnya yang disebut juga keheterogenan jenis . Komunitas dikatakan memiliki keseragaman jenis tinggi, jika kelimpahan masing masing jenis tinggi, sebaliknya keanekaragaman jenis rendah jika hanya terdapat beberapa jenis yang meimpah (Fachrul, 2007).
Luar kedalaman dangkal di mana tanaman berbunga laut dan makroalga tumbuh, lapisan diterangi matahari air didominasi oleh tanaman bersel tunggal yang dikenal sebagai incudes phytoplankton.Phytoplankton berbagai bentuk tanaman, yang semuanya autotrofic mereka menangkap energi dari sinar matahari dan membutuhkan nutrisi (phospates, nitrat) dan karbon dioksida (CO2) untuk fotosintesis. Sebuah satu liter air laut kaya pantai dapat berisi puluhan spesies yang berbeda dari fitoplankton dan mungkin sebanyak 1-20 individu tanaman bersel satu. Beberapa spesies adalah bentuk flagellated kecil, banyak yang kecil yang akan diambil di jaring mesh denda setiap hewan plankton. Spesies yang lebih besar fitoplankton lebih umum adalah diatom ( Niesen, 1981).
Sampling plankton bisa dilakukan pada saat pasang maupun surut untuk setiap stasiun pengambilan contoh. Sampel plankton di dapat dengan menyarig sejumlah air laut yang disaring dengan jaring plankton (plankton net). Ada beberapa jenis jarng yang tersedia di pasaran yang bisa di pilih tergantung penggunaan dan ujuan studi (Wibisono, 2005).
Phytoplankton dalam pembenihan dapat berperan ganda, selain dapat digunakan sebagai pakan dapat digunakan sebagai pakan dalam kultur zooplankton juga dapat ditambahkan secara langsung dalam bak pemeliharaan larva (Isnansetyo, 1995).
Phytoplankton dapat dikatakan sebagai pembuka kehidupan di planet bumi ini, karena dengan adanya phytoplankton memungkinkan makhluk hidup yang lebih tinggi tingkatannya ada di muka bumi. Dengan sifatnya yang autotrof mampu merubah hara anorganik menjadi bahan organik dan penghasil oksigen yang sangat mutlak dperlukan bagi kehidupan makhluk yang lebih tinggi tingkatannya.Dilihat dari daya reproduksi dan produktivitasnya, maka phytoplankton mempunyai daya prduktivitas yang jauh lebih tinggi dibndingkan dengan organisme autrotof yang lebih tinggi tingkatannya. Sehubungan dengan penghasil oksigen dan daya reproduksi tersebu, maka lautan yang luasnya mencapai dua pertiga dari seluruh permukaan bumi dan diketahui sebagai tempat hidup sebagian besar phytoplankton dapat dikatakan sebagai hutan lebat karena keberadaan phytoplankton tersebut, lautan dapat dikatakan sebagai paru paru dunia . Phytoplankton juga berperan sebagai rodusen tingkat pertama yang ada dii seluruh badan air di muka bumi ini (Isnansetyo, 1995).
Pengaruh kecepatan arus terhadap zooplankton jauh lebih kuat dibandingkan pada fitoplankton. Oleh karena itu umumnya zooplankton banyak ditemukan pada perairan yang mempunyai kecepatan arus yang rendah serta kekeruhan air yang sedikit (Barus, 2004).
Menurut Ismoyo (1994) kualitas air adalah suatu keadaan dan sifat-sifat fisik,kimia dan biologi suatu perairan yang dibandingkan dengan persyaratan untuk keperluan tertentu, seperti dinyatakan dalam suatu kisaran tertentu. Sementara itu, perairan ideal adalah perairan yang dapat kualitas air untuk air minum, pertanian dan perikanan, rumah sakit, industri dan lain sebagainya. Sehingga menjadikan persyaratan kualitas air berbeda-beda sesuai dengan peruntukannya dalam kultur zooplankton juga dapt ditambahkan secara langsung dalam bak pembenihan larva. Penambahan phytoplankton dalam media pemeliharaan larva tidak hanya berfungsi sebagai pakan larva secara langsung, tetapi juga berfungsi sebagai penyangga kualitas air dan pakan zooplankton yang diberikan pada bak pemeliharaan larva. Dengan adanya phytoplankton tersebut maka kualitas nutrisi zooplankton dapat dipertahankan (Isnansetyo, 1995).
Dalam perkembangan studi plankton, diketahui bahwa eksistensi plankton (fito dan zooplankton)pada perairan membantu para peneliti dalam menentukan kualitas perairan dari suatu ekosistem. Pendekatan tersebut dapat ditempuh melalui studi kualitataifdengan mengetahui struktur komunitas fitoplankton serta kelimpahan (biomassa), kandunagn klorofil maupun produktifitasnya, tipe suatu perairan dapat ditentukan dalam kategori eutrofik atau ologratrofik(Fachrul, 2007).
Perairan
Wilayah perairan Indonesia mencakup 2/3 luas seluruh wilayah. Indonesia juga dikenal mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu81.000km, dengan luas erairan pantai mencapai 5,8 juta km2. Potensi lahan pengembangan budidaya laut di Indonesia juga cukup besar yaitu 80.929 ha,dengan luas perairan pantai mencapai 46.734.300 ton/tahun yang terdiri atas ikan 1.080.000ton/thn,kerang kerangan 45.171.900 ton/thn dan rumput laut 482.400 ton/thn (Isnansetyo, 1995)
Kualitas lingkungan perairan adalah suatu kelayakan lingkungan perairan untuk menunjang kehidupan dan pertumbuhan organisme air yang nilainya mendukung kehidupan organisme dalam menyelesaikan daur hidupnya (Boyd, 1982) (Irawan et all, 2009. www.air sith tb.com).
Total sumber air di bumi kira kira1, 36x108 Mha-m. Dari sumber air global inikira kira penyusun utamanya kira kira 97,2% adalah air asin dari laut dan hanya 2.8 % air tawar di permukaan bumi. Yaitu kira-kira 2.8% air tawar terdiri dari 2.2 sbagai air pemukaan dan 0,6 sebagai air tanah (Raghunanth, 1986)
Parameter fisik dalam kualitas air merupakan parameter yang bersifat fisik, dalam arti dapat dideteksi oleh panca indera manusia yaitu melalui visual, penciuman, peraba dan perasa. Perubahan warna dan peningkatan kekeruhan air dapat diketahui secara visual, sedangkan penciuman dapat mendeteksi adanya perubahan bau pada air serta peraba pada kulit dapat membedakan suhu air, selanjutnya rasa tawar, asin dan lain sebagainya dapat dideteksi oleh lidah (indera perasa). Hasil indikasi dari panca indera ini hanya dapat dijadikan indikasi awal karena bersifat subyektif, bila diperlukan untuk menentukan kondisi tertentu, misal kualitas air tersebut telah menurun atau tidak harus dilakukan analisis pemeriksaan air di laboratorium dengan metode analisis yang telah ditentukan. Sedangkan parameter kimia yang didefinisikan sebagai sekumpulan bahan/zat kimia yang keberadaannya dalam air mempengaruhi kualitas air
(Irawan et all, 2009 http:// www. Air sith itb. Com, 2009).
Air dan tanah merupakan sumberdaya yang terbarui yang esensial untuk kehidupan kita.Air mengalami suatu daur. Air jatuh ke langit sebagai hujan. Ujan sebagian mengalir di atas prmukaan tanah dan sebagian lagi masuk kedalam tanah. Oleh panas matahari air menguap . Dari uap air terbentuklah awan dan dari awan terjadilah hujan. Daur ini terjadi sepanjang masa dan tak ada habisnya (Soemarwoto, 2004).
Perairan laut indonesia juga mempuyai keunggulan keragaman hayati karena indonesia terletak di daerah tropis . Dengan kergaman hayati yang besar tersebut , maka komoditas yang dapat dikembangkan juga sangat beragam . Beberapa ikan (finfish) yang sekarang sudah mulai dikembangkan (dibudidayakan) adalah kakap putih /seabass,barammundi (Lates calcarifer), berbagai jenis kerapu (gropuer). Selain itu juga sudah mulai dikembangkan komoditas non ikan yaitu teripang. Dengan demikian bududaya laut di Indnesia dapat dikembangkan secara leluasa karena memiiki keunggulan komparatif. Aakn tetapi keunggulan komperatif tidak cukup untuk menghadapi saingan saingan dari negara lain sehingga perlu dikembangkan keunggulan kompetitif
(Isnansetyo, 1995).
Untuk menentukan kualitas periran sering digunakan plankton dan bentos sebagai sampel bioindikator baik pada tingkat larva maupun dewasa. Kelompok plankton yang sering dipergunakan sebagai sampel indikator biasanya bersal dari jenis jenis cyanophyceae, dinophyceae, Bacillriophyceae, Copepode dan tingkatan larva dari berbaga jenis biota akuaik yang hidup sebagai holoplankton
Pada dasarnya studi mengenai ekosistem perairan merupakan kajian tentang struktur dan fungsi biota dalam ekosistem perairan merupakan kajian tentang struktur dan fungsi biota dalam ekosistem perairan bersangkutan.Hal ini berarti keberadaan plankton juga dipengaruhi oleh musim dan keadaan oseanografi setempat. Sehubungan dengan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa peranan plankton dalam eksistem perairan merupakan cerminan tingkat produktivitas perairan . Selain itu , plankton juga dapat dijadikan indikator jenis untuk menentukan kondisi peraairan bersagkutan dalam keadaan bersih ataukah tercemar (Wibisono, 2005).
Jumlah air di dunia ini relaif tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan siklus hidrologi. Penyinaran matahari menyebabkan air di permukaan bumi menguap dan membentuk uap air. Karena adanya angin, maka uap air akan bersatu dan berada dalam tempat yang tinggi yang kita kenal dengan awan .Angin akan membawa awan ketempat yag semakin tinggi dimana pada tempat yang semakin tinggi suhu semakin rendah. Apabila awan telah jenuh terbentuklah titik titik air dan jatuh ke bumi sebagai hujan (Waluyo, 2009 ).
Produsen besar seperti rumput laut dan lamun sebagian besar absen dari epipelagis karena mereka tidak memiliki tempat untuk melampirkan. Floating rumput laut yang imortant di a. beberapa tempat-tempat seperti laut sagasso. tetapi di sebagian besar epipelagis hanya produsen utama adalah rantai bersel tunggal atau sederhana sel. Ini rganosms kecil membuat u fitoplankton yang terjadi hampir di mana-mana di epipelagis sering dalam jumlah besar Fitoplankton melakukan lebih dari 95% dari photosynthesics di ocaean tersebut. produksi primer Jumlah ini nerly setengah prduces dunia dan hampir setengah dari oksigen di atmosfer kita (Chapman, 1962).
Air hujan bila turun kebumi sebagian mengalir kedalam tanah jika menjumpai lapisan yang rapat air, maka menyebabkan peresapan semakin berkurangdan sebagian air akan mengalir di atas lapisan rapat air , jika air keluar pada permukaan bumi maka air yang demikian dinamakan mata air. Air permukaan yang mengalir di atas prmukaan bumi, umumnya berbentuk sungai sungai dan jika melalui suatu tempat yang rendah (cekung) maka akan berkumpul membentuk danau (telaga).Tetapi banyak di antara air yang mengair ke laut kembali dan kemdian akan mengikuti siklus hidrologi (Waluyo.2009).
Pencemaran air adalah penambahan unsur atau organisme laut kedalam air, sehingga pemanfaatannya dapat terganggu. Pencemaran air dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan sosial, karena adanya gangguan oleh adanya zat-zat beracun atau muatan bahan organik yang berlebih. Keadaan ini akan menyebabkan oksigen terlarut dalam air pada kondisi yang kritis, atau merusak kadar kimia air. Rusaknya kadar kimia air tersebut akan berpengaruh terhadap fungsi dari air. Besarnya beban pencemaran yang ditampung oleh suatu perairan, dapat diperhitungkan berdasarkan jumlah polutan yang berasal dari berbagai sumber aktifitas air buangan dari proses-proses industri dan buangan domestik yang berasal dari penduduk (Salmin, 2005. http://www.kualitas periran.com).
METODE PRAKTIKUM
Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Planktonologi di Universitas Sumatera Utara mulai dari tanggal 6 April – 5 Mei 2011. Sedangkan perairan yang digunakan sebagai tempat pengambilan sampel adalah di 07 April 2011 pukul 08.00-15.00 di Pulau Unggeh Sibolga Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Sibolga, Provinsi Sumatera Utara Sumatera Utara .
Bahan dan Alat Praktikum
Bahan yang digunakan adalah, air kolam perpustakaan USU, air kolam Pertanian dan air laut di pulau Ungge sebagai sampel air, lugol sebagai pengawet dan aquadest sebagai bahan yang digunakan untuk mengisi handsprayer.
Alat yang digunakan plankton net sebagai alat untuk mengambil sampel, handsprayer sebagai alat untuk menyemprot jarring plankton net agar tidak ada plankton yang tertinggal di jarring, botol sebagai tempat sampel setelah diambil dengan plankton net, pipet tetes sebagai alat untuk mengambil air sampel dari botol, preparat sebagai tempat meletakkan sampel air yang akan diamati, mikroskop sebagai alat untuk mengamati sampel air dan kamera sebagai alat untuk memfoto plankton yang didapat.
Pelaksanaan Praktikum
Prosedur kerja pada praktikum Planktonologi adalah:
1. Sediakan air kolam, air sungai, air danau dan air selokan sebanyak 50 L.
2. Masukkan air tadi kedalam plankton net dan semprotkan dengan handsprayer berisi aquadest.
3. Ambil sampel sebanyak 50 ml.
4. Tambahkan 3-4 tetes lugol 4%.
5. Ambil kembali sebanyak 1 ml (dari 50 ml).
6. Ambil kembali sebanyak 1 tetes (dari 1 ml) dan teteskan pada object glass, kemudian tutup dengan deckglass.
7. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x dan 40 x.
8. Hitung indeks hayati dengan rumus.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel spesies palnkton yang diperoleh di perairan Plau Unggeh Sibolga yang iambil dri tiga stasiun pengmatan dengan menggunakan pengawet lugol dan Fehling.
No | Spesies | Jumlah spesies/tetes | Jumlah spesies/ml | Jumlah spesies/50 ml |
1. | Aphanizonenon sp. | 1 | 20 | 1000 |
2. | Cemtium sp. | 1 | 20 | 1000 |
3. | Colourus sp. | 1 | 20 | 1000 |
4. | Diaptomus sp. | 1 | 20 | 1000 |
5. | Micrisistis sp. | 1 | 20 | 1000 |
6. | Microspora sp. | 4 | 80 | 4000 |
7. | Mougeotia sp. | 2 | 40 | 2000 |
8. | Oedogonium sp. | 51 | 1020 | 51.000 |
9. | Syinedra sp. | 17 | 340 | 17.000 |
10. | Tabellaria sp. | 1 | 20 | 1000 |
11. | Ulothrix sp. | 1 | 20 | 1000 |
12. | Zygnema sp. | 1 | 20 | 1000 |
TOTAL | 82 | 1640 | 82.000 |
Indeks Diversitas Shannon Winner
H= - (-1,2861)
H= 1,2 ( Tercemar Sedang Menurut Lee, Dkk , 1975).
Keterangan
Indeks Pencemaran (Lee. Dkk, 1975) dibagi atas empat bagian yaitu
>2.0 = Tidak tercemar
>2.0-1.6 = Tercemar Ringan
>1.5-1.0 = Tercemar sedang
<1.0 = Tercemar Berat
Untuk menentukan kualitas suatu perairan dapat dilakukan dengan menghitung indeks hayati di perairan tersebut dengan indeks divertasi Shanon-Wiener.
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai indeks keanekaragaman hayati dengan menggunakan Indeks Diversitas Shannon Winner adalah 1,2. Dari Indeks keanekaragaman ini dapat disimpulakn bahwa perairan Unggeh Sibolga tercemar sedang.
Pembahasan
Adapun nilai indeks hayati yang diperoleh dari pilau Unggeh, Sibolga adalah 1,2862, dimana nilai tersebut menunjukkan bahwa perairan tersebut tercemar sedang. Suatu perairan yang sudah tercemar tidak dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari juga oraganisme yang dapat hidup hanya organisme yang dapat mentolerir pencemaran tersebut .
Jenis Phytoplankton yang dominan adalah oedogonium sp. Jenis jenis plankton yang di dapat di pulau Unggeh Sibolga yaitu Aphanizonenon sp., Cemtium sp. Colourus sp. Diaptomus sp. Micrisistis sp. Microspora sp Mougeotia sp. Oedogonium sp. Syinedra sp. Tabellaria sp. Ulothrix sp. Zygnma sp. A danya fitoplankton di suatu perairan dapat dijadikan indikator di dalam suatuu perairan. Karena phytoplankton merupakan produsen primer di dalam suatu perairan dan mendukung kehidupan organisme lain seperti zooplankton.
Dengan mengetahui Indeks Keanekaragaman hayati dalam suatu perairan , kita dapat mengetahui tingkat pencemaran perairan tersebut. Karena Indeks ini dapat menunjukkan kepada kita berapa banyak jenis spesies yang dapt hdup di perairan tersebut.
Fitoplankton memiliki zat hijau daun (klorofil) yang berperan dalam fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air. . Sebagai dasar mata rantai pada siklus makanan di laut, fitoplankton menjadi makanan alami bagi zooplankton baik masih kecil maupun yang dewasa. Selain itu juga dapat digunakan sebagai indikator kesuburan suatu perairan. Namun fitoplankton tertentu mempunyai peran menurunkan kualitas perairan laut apabila jumlahnya berlebihan.
Faktor faktor yang mempengaruhi kualitas suatu perairan adalah DO(Dissolved oxygen)), BOD (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), PH, Suhu, Kecerahan, Intentitas Cahaya matahari, dan Unsur hara baik itu unsur hara mikro dan unsur hara makro.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Plankton adalah organisme air yang hidupnya melayang layang dan pergerakannnya sangat diengaruhi oleh gerakan air.
2. Jenis plankton yang ditemukan di Pulau Unggeh Sibolga adalah Aphanizonenon sp., Cemtium sp. Colourus sp. Diaptomus sp. Micrisistis sp. Microspora sp Mougeotia sp. Oedogonium sp. Syinedra sp. Tabellaria sp. Ulothrix sp. Zygnema sp.
3. Nilai Indeks eanekaragaman hayati di Pulau Unggeh Sibolga yaitu sebesar 1, 1281 hal ini mengindikasikan bahwa perairan ini tercemar Ringan
4. Keanekaragam plankton di suatu tempat dapat di jadikan parameter untuk menentukan kualitas perairan
Saran
Sebaiknya untuk menunjang kegiatan praktikum seharusnya diperlukan adanya penambahan penambahan fasilitas fasilitas yang mendukung kegiatan praktikum ini. Di saat pengambilan sampel seharusnya para praktikan di beri arahan terlebih dahulu agar proses pengailan sampel berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Barus, Ternala Alexander. 2004. Pengantar Limnologi. USU Press, Medan.
Chapman, V. J., and D. J. Chapman. 1962. The Algae, Second Edition. The
Maacmillan Press, London.
Castro,P ., and Michael E.H., 1998 . Marine Biology. McGraw Hill Higher
Education.
Fachrul, M . E . 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara, Jakarta.
Irawan et al, 2009. Faktor Faktor yang penting dalam Proses Pembesaran Ikan di
Fasilitas Nursery dan Pembesaran. http:// www. Airsithitb.com
[ 8 Mei 2011].
Niesen,T.M , 1981. The Marine Bology Coloring Book. Barnes & Nobel Books,
New york.
Raghunanth, H.M. 1986. Hydrology. Wiley Eastern Limited, India.
Salmin, 2005, Oksigen Terlarut atau DO dan kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) sebagai Salah Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan. http://www.kualitasair.com [8 Mei 2011]
Soemarwoto,O. 2004. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan,
Jakarta.
Waluyo, Lud. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. UMM Press, Malang.
Wardana W, 2008. Metoda Prakiraan Dampak dan Pengelolaannya
Wibisono,M.S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Grasindo , Jakarta.
Wijaya, 2009. Komunitas perifiton dan Fitoplnakton Serta Parameter Fisiak Kimia Perairan Sebagai Penentu Kualitas Air di Bagian Hulu Sungai Csadane Jawa Barat. http://www.fitoplanktnperifiton.com [8 Mei 2011] .
LAMPIRAN
Lampiran I
Foto Alat
Lampu Penerang Ember
Handspayer Pipet Tetes
Gayung Mikroskop
Plankton net Botol Sampel
Lampiran II
Foto Plankton
Diaptomus sp. Synedra sp.
Oedogonium sp.
Lampiran III
Foto Pengambilan Sampel
Lampiran IV
Foto Bersama Asisten